Pak Ali, beliau sudah cukup berumur, bisa saya tebak mungkin sekitar 50an lebih.
Tapi semangat dan keceriaannya luar biasa. Beliau yang menginterview saya ketika saya melamar pekerjaan di salah satu bank bergengsi di negara ini. Sifatnya yang selalu ceria ketika bertemu seseorang termasuk ketika bertemu saya. Selalu ceria ketika masuk ke ruangan saya, selalu membuat seisi ruangan tertawa dan tersenyum.
Dari meeting terakhir tentang pensiun, beliaulah termasuk salah satunya. Ditambah lagi Pak Kur, begitulah panggilannya. Pak Kur adalah officer di departement saya dulu, beliau atasan sekaligus senior saya.
Ketika saya memutuskan untuk resign dari sana, Pak Ali dan Pak Kur lah yang saya lihat tulus berat melepas saya. Walaupun saya cuma sebentar bekerja di sana.
Ketika saya memutuskan menandatangani surat resign dari ruangan meeting, saya kemudian berpamitan kepada teman-teman yang lain. Ketika saya bertemu Pak Ali, beliau langsung memeluk erat saya. Begitu juga dengan Pak Kur yang saya lihat sedih sewaktu di ruang meeting waktu itu. Matanya sedikit berkaca-kaca. Setidaknya itu yang saya lihat dan saya rasakan.
Terima kasih Pak Ali dan Pak Kur atas bimbingan dan sikap menerima saya sebagai karyawan baru di sana pada saat itu. Kalian orang-orang yang baik, benar-benar baik. Semoga Tuhan selalu melindungi dan memberikan yang terbaik untuk bapak-bapak di sana.
Masih ingat dengan obrolan saya dengan Pak Ali waktu itu, beliau bilang begini, "terkadang kita butuh waktu untuk sendiri, untuk menenangkan hati, untuk instrospeksi diri". Beliau mengatakan itu ketika beliau menceritakan pengalamannya sedikit tentang beberapa tempat di Indonesia yang sudah ia kunjungi sendirian. Iya, sen-di-ri-an.
Terkadang saya kangen dengan beliau berdua. Tapi saya cukup memanjatkan doa untuk mereka saja.
Semoga Tuhan selalu melindungi kalian ya bapak-bapak yang hebat.
Archive for 11/01/2012 - 12/01/2012
Kecintaan Saya
1. Musik
Saya suka mendengarkan musik, apapun itu.
2. Fotografi.
Saya suka fotografi sejak Maret 2008. Entah kenapa, ada kenikmatan sendiri di saat memotret.
3. Kesunyian dan Ketenangan.
Saya suka kesunyian, ketenangan. 2 hal yang membuat kita bisa menjadi jauh lebih rileks.
4. Alam (Gunung, Pantai, Bukit, Taman, Suasana Kota Yang Klasik)
Begitu juga dengan alam, semuanya membuat kita lebih rileks. Membuat kita berpikir, siapa kita sebenernya. Dan mengerti kebesaran Sang Pencipta.
5. Keakraban, Tawa dan Canda Teman.
Semuanya gak perlu dijelasin lagi. Ini juga bagian dari sesuatu yang membuat kita menjadi lebih bergairah dalam menjalani hidup.
Mimpi Takkan Berlari (OST Cita-citaku Setinggi Tanah)
Menjadi apapun yang kau inginkan
Karena mimpi takkan berlari
Jika belum terjadi jangan kau sesali
Masih ada waktu tuk nikmati hidup
Sebelum nanti akan berhenti
Dan hanya menjadi sebuah tradisi
Tapi ku kan slalu mengejarmu
Dan kau takkan berlari
Ku pasti bahagia
Ambil secarik kertas tuliskan mimpimu
Menjadi apapun yang kau inginkan
Karena mimpi takkan berlari
Kenapa saya suka lagu dan lirik ini?
Lirik ini mengajarkan kita agar apapun yang kita kejar, apapun yang kita tuju, kita harus tetap semangat mengejarnya.
Tetapi andaipun mimpi atau tujuan kita itu gak tercapai, kita gak perlu merasa kecewa yang berlebihan karena semua yang terjadi adalah anugerah-Nya.
Lalu kemudian kita bisa menikmati, mensyukuri episode lain dari hidup ini.
Atau mungkin kita bisa mengejar mimpi-mimpi yang lain.
Menjadi apapun, selama itu baik untuk kita dan sekeliling kita, kenapa gak?
Menjadi apapun yang kau inginkan
Karena mimpi takkan berlari...
Rumah Impian
Saya punya rumah impian, mungkin ini sudah beberapa bulan lalu ada di benak saya.
Sebuah rumah yang asri, dimana sekelilingnya ditumbuhi pepohonan. Sebuah rumah yang sederhana. Ada teras depannya, ada teras belakang, ada kolam ikan kecilnya, ada tempat untuk duduk-duduk menikmati kopi atau teh jika pagi atau senja telah tiba.
Semua ini didasarkan kesukaan saya terhadap alam, kesunyian, ketenangan dan kecintaan saya terhadap minuman kopi dan teh. :)
Saya terus berdoa agar semua ini terwujud nanti.
Ajarkan Pada Mereka Kelak...
Gak kerasa saya sudah berada di fase hidup menuju hidup yang sesungguhnya. Mulai dari anak-anak, remaja, sampai saat ini, dewasa.
Seperti hidup pada umumnya, semua bermulai dari masa anak-anak.
Masa-masa dimana ini adalah masa yang benar-benar menyenangkan. Tidak ada yang perlu dipikirkan tentang masa depan dari proses awal ini. Isinya hanya bermain, bermain dan bermain dan benar-benar mendapatkan kasih sayang dari orang tua dan keluarga yang seutuhnya.
Masa-masa remaja. Masa sekolah.
Masa remaja bisa saya bilang mulai dari masa SMP lalu SMA. Masa-masa indah dimana mulai mengenal hidup secara perlahan, tidak menyeluruh. Masa-masa nakal, masa-masa mencoba segalanya. Masa-masa mengenal segala sisi hidup pertama kali. Mulai dari cinta, pertemanan, persahabatan dll. Masa-masa ini akan menjadi masa-masa yang paling mengingatkan kita akan indahnya bagian dari proses hidup ini sebelum akhirnya menuju dewasa.
Masa dewasa. Masa kuliah.
Selepas masa remaja, barulah mulai menginjakkan kaki dalam kehidupan perkuliahan. Di sini semuanya sudah dianggap dewasa. Sudah dianggap tau mana yang baik, mana yang buruk. Mana yang benar, mana yang salah. Di sini juga kita dibebaskan untuk memilih untuk mengambil pijakan selanjutnya sebelum akhirnya menuju kehidupan dewasa yang lebih lagi yaitu dunia kerja.
Lulus kuliah. Hidup yang sesungguhnya.
Kuliah benar-benar menentukan jalan masa depan selanjutnya. Selepas wisuda, kehidupan baru menanti. Kehidupan dunia kerja, dimana kita harus menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Mencari kerja, bersaing dengan ratusan atau bahkan mungkin ribuan pencari kerja yang lainnya. Selepas lulus kuliah pun, orang tua mulai menghadapi masa-masa pensiun kerja. Mau tidak mau, siap tidak siap, kitalah yang harus berganti menjadi mereka dahulu. Ya, hidup memang benar-benar berproses dan berputar.
Memasuki dunia kerja, saatnya menunjukkan siapa diri kita sebenarnya.
Di dunia kerja, inilah masa menjadi manusia yang sesungguhnya. Siapa kita, apa kelebihan kita, bagaimana kita menghadapi masalah, memecahkan masalah, me-manage waktu dengan baik, disiplin, jujur, bagaimana cara berkomunikasi, seberapa jauh kepekaan kita terhadap sekeliling, seberapa disiplin kita, bagaimana kita berhubungan dengan teman-teman kerja, atasan, bawahan sampai menentukan mana prioritas yang harus didahulukan dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebelum masa-masa sibuk datang. Tidak ketinggalan untuk selalu bersyukur atas apa yang di dapat selama proses ini.
Rasanya kelak, jika saya memiliki putra/putri nanti saya ingin mengajarkan kepada mereka tentang hal-hal tersebut di atas.
Ya, ini bagian positif tentang proses hidup yang bisa saya ambil, setidaknya sampai detik ini.